BACOTANBOLA – Dalam dunia sepakbola, kita sering terpesona oleh kisah-kisah heroik di lapangan hijau. Namun, ada kisah yang lebih dalam dan lebih menyentuh hati—kisah seorang anak yang tumbuh di tengah bayang-bayang trauma, namun menemukan cahaya harapan melalui sepakbola. Itulah kisah Dele Alli. 

Masa Kecil yang Penuh Luka

Dele Alli lahir di Milton Keynes, Inggris, dari pasangan Kehinde, seorang pria asal Nigeria, dan Denise, seorang wanita asal Inggris. Namun, sejak usia dini, Alli sudah menghadapi kenyataan pahit: ayahnya meninggalkan keluarga dan pindah ke Amerika Serikat hanya seminggu setelah kelahirannya. Ibunya, yang berjuang dengan masalah alkohol, tidak mampu memberikan stabilitas emosional yang dibutuhkan seorang anak. 

Pada usia enam tahun, Alli mengalami kekerasan seksual oleh seorang teman dekat ibunya. Pengalaman traumatis ini meninggalkan luka mendalam yang membentuk pandangannya terhadap dunia. Pada usia delapan tahun, sebagai pelarian dari kenyataan pahit, Alli mulai terlibat dalam peredaran narkoba di lingkungan sekitarnya. Kehidupan yang seharusnya penuh dengan keceriaan masa kecil, baginya, dipenuhi dengan bayang-bayang gelap. 

Perjuangan dan Titik Balik

Pada usia 13 tahun, Alli pindah ke rumah keluarga Hickford, yang menjadi keluarga angkatnya. Meskipun bukan adopsi resmi, keluarga ini memberikan kasih sayang dan stabilitas yang sangat dibutuhkan Alli. Namun, meskipun berada dalam lingkungan yang lebih mendukung, trauma masa lalu terus menghantuinya. 

Untuk mengatasi rasa sakit dan kekosongan dalam dirinya, Alli mulai mengonsumsi obat tidur secara berlebihan. Obat-obatan ini menjadi pelarian sementara dari kenyataan pahit yang harus dihadapinya. Namun, pelarian ini tidak menyelesaikan masalah; justru memperburuk kondisinya. 

Kebangkitan Melalui Sepakbola

Di tengah kegelapan, sepakbola menjadi cahaya bagi Alli. Ia menemukan pelarian dan tujuan hidup melalui permainan ini. Bakat alaminya di lapangan hijau membawanya ke akademi MK Dons, dan kemudian ke Tottenham Hotspur. Di Tottenham, Alli berkembang menjadi salah satu gelandang muda terbaik Inggris, bahkan dunia. 

Namun, meskipun sukses di lapangan, luka batin Alli belum sembuh. Pada tahun 2023, dalam wawancara dengan Gary Neville di podcast The Overlap, Alli dengan berani membuka diri tentang masa lalunya yang kelam. Ia mengungkapkan bahwa ia telah menghabiskan enam minggu di fasilitas rehabilitasi di Amerika Serikat untuk mengatasi kecanduan obat tidur dan masalah kesehatan mental yang berkaitan dengan trauma masa kecilnya.  

Pesan Harapan dan Inspirasi

Kisah Dele Alli adalah bukti bahwa meskipun seseorang tumbuh dalam kondisi yang sulit dan penuh tantangan, dengan keberanian, dukungan, dan tekad, seseorang dapat bangkit dan menemukan cahaya di ujung terowongan. Alli kini tidak hanya dikenal sebagai pesepakbola berbakat, tetapi juga sebagai simbol ketahanan dan harapan bagi banyak orang yang menghadapi trauma dan kesulitan dalam hidup mereka. 

Melalui keterbukaannya, Alli mengajak kita semua untuk tidak takut menghadapi masa lalu, untuk mencari bantuan ketika dibutuhkan, dan untuk selalu percaya bahwa ada harapan, tidak peduli seberapa gelapnya masa lalu kita. (mfrll)