BACOTANBOLA - Dalam dunia sepakbola, nama Eric Abidal tidak hanya diingat sebagai bek tangguh yang pernah menjadi bagian dari tim emas Barcelona, tetapi juga sebagai simbol keberanian dalam menghadapi ujian hidup yang terberat. Perjalanan Abidal bukan sekadar cerita tentang kesuksesan di lapangan hijau, tetapi juga kisah inspiratif tentang perjuangan melawan kanker yang mengajarkan arti sesungguhnya dari ketangguhan dan ketulusan.

Awal Karier: Dari Lyon ke Barcelona

Eric Abidal lahir pada 11 September 1979 di Lyon, Prancis. Ia memulai karier sepakbolanya di AS Monaco sebelum akhirnya bersinar bersama Olympique Lyonnais. Kemampuan bertahan yang solid dan ketenangannya di lapangan membuat Abidal menjadi salah satu bek kiri terbaik di Eropa. Pada 2007, Barcelona merekrutnya, dan di sinilah ia mencapai puncak kariernya.

Bersama Barcelona, Abidal menjadi bagian dari era kejayaan klub yang dipimpin oleh pelatih Pep Guardiola. Ia membantu tim meraih berbagai gelar, termasuk dua trofi Liga Champions (2009 dan 2011) serta empat gelar La Liga. Namun, meski prestasinya di lapangan luar biasa, tantangan hidup terberat justru datang dari luar sepakbola.

Diagnosis Kanker: Titik Balik Hidup

Pada Maret 2011, dunia sepakbola dikejutkan oleh berita bahwa Abidal didiagnosis menderita tumor hati. Diagnosis ini datang di tengah-tengah musim yang sangat penting bagi Barcelona. Operasi segera dilakukan untuk mengangkat tumor tersebut, dan banyak yang meragukan apakah ia bisa kembali bermain sepakbola lagi.

Namun, semangat dan mentalitas Abidal tidak goyah. Meski fisiknya lemah, ia menunjukkan tekad yang luar biasa untuk melawan penyakitnya. Bahkan dalam kondisi sulit, ia terus menjadi inspirasi bagi rekan-rekannya di tim. Barcelona, yang dikenal dengan filosofi “lebih dari sekadar klub,” mendukung Abidal sepenuhnya, baik secara emosional maupun profesional.

Kemenangan di Lapangan dan Kehidupan

Momen paling ikonik dalam karier Abidal datang pada final Liga Champions 2011. Setelah kembali dari operasi dan pulih dengan luar biasa cepat, ia ditunjuk untuk mengenakan ban kapten dan mengangkat trofi Liga Champions di Wembley, setelah Barcelona mengalahkan Manchester United. Keputusan ini menunjukkan penghormatan yang mendalam dari rekan-rekannya atas perjuangannya melawan kanker.

Namun, perjuangan Abidal belum selesai. Pada 2012, ia kembali didiagnosis dengan masalah hati dan harus menjalani transplantasi hati. Kali ini, kondisinya lebih serius, dan banyak yang mengira karier sepakbolanya telah berakhir. Namun, Abidal sekali lagi membuktikan bahwa ia adalah pejuang sejati. Ia kembali bermain sepakbola profesional setelah pemulihan panjang, meskipun akhirnya memutuskan pensiun pada 2014 untuk fokus pada kesehatannya.

Kehidupan Setelah Sepakbola

Setelah pensiun, Abidal tidak berhenti memberikan dampak positif. Ia mendirikan yayasan untuk membantu anak-anak yang menderita kanker dan penyakit serius lainnya, memberikan dukungan emosional dan finansial kepada mereka yang membutuhkan. Melalui yayasannya, Abidal menunjukkan bahwa kehidupan setelah sepakbola bisa diisi dengan makna yang lebih besar.

Abidal juga sempat kembali ke Barcelona sebagai direktur olahraga, memperkuat ikatannya dengan klub yang selalu mendukungnya selama masa-masa sulit. Ia terus menunjukkan bahwa meskipun menghadapi tantangan terbesar, seseorang dapat bangkit dan memberi dampak yang luar biasa.

Pelajaran dari Eric Abidal

Kisah Eric Abidal adalah pengingat bahwa kemenangan terbesar dalam hidup tidak selalu diukur dari trofi atau gelar, tetapi dari bagaimana kita menghadapi tantangan dengan keberanian dan ketangguhan. Perjuangannya melawan kanker, serta kontribusinya kepada masyarakat setelah pensiun, menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang atlet hebat, tetapi juga manusia luar biasa.

Dalam sepakbola, Abidal dikenal karena ketenangan, kecerdasan, dan kekuatannya di lini pertahanan. Namun, dalam kehidupan, ia dikenal karena ketangguhan hatinya. Kisahnya mengajarkan kita untuk tidak menyerah, apa pun rintangan yang menghadang. (mfrll)