BACOTANBOLA - Dalam sejarah panjang sepakbola, hanya sedikit momen yang mampu meruntuhkan batasan logika dan menggema sebagai mitos yang tak terlupakan. Salah satunya adalah La Remontada, kebangkitan legendaris Barcelona pada 8 Maret 2017. Malam itu, di bawah gemerlap lampu Camp Nou, Barcelona menciptakan keajaiban yang lebih menyerupai dongeng daripada realitas.

Leg Pertama: Kekalahan di Paris

Semua berawal dari leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2016/17, ketika Barcelona menderita kekalahan memalukan 0-4 dari Paris Saint-Germain (PSG) di Parc des Princes. Kekalahan telak ini membuat dunia sepakbola yakin bahwa Barcelona tak mungkin bangkit.

Namun, pelatih Luis Enrique menyulut api keyakinan yang kecil tapi membara, berkata, "Jika PSG mampu mencetak empat gol melawan kami, kami bisa mencetak enam gol melawan mereka." Dengan hanya satu persen keyakinan, Barcelona bersiap menghadapi leg kedua di Camp Nou, bersandar pada harapan yang tampaknya mustahil.

Leg Kedua: Ketika Harapan Muncul

Ketika peluit dimulai, Barcelona langsung menguasai lapangan dengan intensitas yang menakjubkan. Gol pertama datang di menit ke-3 melalui sundulan Luis Suárez, menghidupkan kembali nyala api keyakinan di hati para pendukung. Keberuntungan kemudian berpihak kepada Barcelona di menit ke-40, ketika Layvin Kurzawa mencetak gol bunuh diri. Skor menjadi 2-0, dan harapan pun semakin memancar di Camp Nou.

Babak kedua dimulai dengan penuh ketegangan. Lionel Messi, sang maestro, mencetak gol melalui penalti di menit ke-50, membuat skor menjadi 3-0. Pada titik ini, Barcelona hanya membutuhkan satu gol lagi untuk menyamakan agregat. Namun, Edinson Cavani menghancurkan harapan itu dengan gol di menit ke-62, yang mengubah skor menjadi 3-1, sekaligus memaksa Barcelona untuk mencetak tiga gol tambahan.

1% Kesempatan, 99% Keyakinan

Saat waktu terus berlalu, harapan mulai memudar. Namun, di menit ke-88, Neymar melepaskan tendangan bebas spektakuler yang mengubah skor menjadi 4-1. Dua menit kemudian, Neymar kembali mencetak gol dari titik penalti, membawa skor menjadi 5-1. Kini, Barcelona hanya butuh satu gol lagi untuk lolos.

Camp Nou bergetar oleh antusiasme penonton yang percaya pada mukjizat. Ketika menit ke-95 tiba, Neymar mengirimkan umpan lambung ke dalam kotak penalti, dan Sergi Roberto muncul dari balik bayangan, mencetak gol penentu kemenangan yang mengubah skor menjadi 6-1. Dalam sekejap, mimpi yang mustahil menjadi kenyataan.

Kemenangan yang Menggetarkan Jiwa: Sebuah Mitos Modern

La Remontada bukan sekadar pertandingan; itu adalah kisah tentang keteguhan hati, keberanian, dan keyakinan yang melampaui batasan. Barcelona berhasil mencetak enam gol melawan PSG untuk menang dengan agregat 6-5, mencatatkan comeback terbesar dalam sejarah Liga Champions.

Malam itu, Camp Nou bukan hanya menjadi saksi sebuah kemenangan, tetapi juga sebuah legenda. La Remontada akan terus dikenang sebagai momen ketika sepakbola membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil, selama ada keyakinan, kerja keras, dan sedikit keajaiban. (mfrll)