BACOTANBOLA - Dalam dunia game sepakbola, ada dua nama besar yang selalu bersaing: FIFA dan Pro Evolution Soccer (PES). Namun, sejak 2021, Konami, pengembang PES, melakukan perubahan besar dengan mengganti nama waralaba legendaris ini menjadi eFootball. Perubahan ini tidak hanya mencerminkan pergeseran fokus Konami, tetapi juga menjadi simbol bagaimana game sepakbola berkembang dari waktu ke waktu, dari konsol klasik hingga ekosistem digital modern.

Masa Awal: Winning Eleven dan Era Keemasan PlayStation (1995-2012)

Pada pertengahan 1990-an, Konami memulai debutnya dalam game sepakbola dengan International Superstar Soccer (ISS) untuk Super Nintendo. Game ini dikenal dengan gameplay realistis dan grafis yang mengesankan untuk zamannya.

Namun, era keemasan PES dimulai pada tahun 1996 dengan rilisnya Winning Eleven di Jepang, yang kemudian dikenal sebagai Pro Evolution Soccer di pasar internasional. Dengan kontrol yang halus, mekanik gameplay yang realistis, dan atmosfer yang autentik, PES mulai menarik perhatian para penggemar sepakbola yang mencari pengalaman bermain yang lebih mendalam dibandingkan kompetitor seperti FIFA.

Di era PlayStation 1 dan 2, PES menjadi favorit para gamer. Seri seperti Winning Eleven 6 atau PES 2006 dikenang sebagai puncak dari permainan sepakbola yang menonjolkan gameplay strategis dan taktis.

Puncak Popularitas: PES 2006-2020

Memasuki era konsol modern seperti PlayStation 3 dan Xbox 360, PES terus bersaing ketat dengan FIFA. Pada periode ini, PES dikenal karena gameplay yang menitikberatkan pada realisme dan kontrol manual yang memberikan pengalaman berbeda dari FIFA yang lebih arcade.

Namun, kelemahan besar PES di era ini adalah masalah lisensi. FIFA, yang memiliki hak eksklusif atas banyak tim, liga, dan pemain, membuat PES harus bergantung pada tim-tim dan nama pemain yang “dimodifikasi” (seperti Merseyside Red untuk Liverpool atau Man Red untuk Manchester United). Meski begitu, komunitas modding PES berkembang pesat, memungkinkan pemain untuk mengunduh patch yang memperbaiki lisensi dan menambahkan tim atau liga baru.

Transformasi ke eFootball: 2021 dan Seterusnya

Pada tahun 2021, Konami melakukan perubahan besar dengan mengganti nama Pro Evolution Soccer menjadi eFootball. Langkah ini mencerminkan perubahan fokus Konami untuk beralih ke model game free-to-play dan digital-first.

Alih-alih merilis game baru setiap tahun, Konami memilih untuk memperbarui eFootball secara berkala dengan patch dan konten tambahan, mirip dengan model live service. Mereka juga mengadopsi Unreal Engine untuk meningkatkan kualitas grafis dan animasi.

Namun, peluncuran awal eFootball 2022 tidak berjalan mulus. Game ini mendapat banyak kritik karena bug, grafis yang buruk, dan kurangnya konten. Meski demikian, Konami terus memperbaiki eFootball dengan pembaruan rutin, dan perlahan game ini mulai menunjukkan potensinya.

Fokus Baru: Kompetisi Esports dan Aksesibilitas

Dengan eFootball, Konami menargetkan pasar yang lebih luas, termasuk gamer kasual dan penggemar esports. Mode seperti eFootball League dan fokus pada pertandingan online menunjukkan ambisi Konami untuk menjadikan game ini sebagai platform utama untuk kompetisi virtual sepakbola.

Selain itu, model free-to-play membuat eFootball lebih mudah diakses oleh pemain dari berbagai latar belakang. Meski membutuhkan waktu untuk pulih dari kritik awal, eFootball terus berkembang dengan pembaruan konten, perbaikan gameplay, dan penambahan fitur baru.

Masa Depan eFootball

Perubahan dari PES ke eFootball menandai era baru dalam sejarah game sepakbola. Konami mungkin telah kehilangan sebagian penggemarnya selama transisi ini, tetapi mereka juga membuka peluang baru dengan menjangkau audiens yang lebih luas melalui model free-to-play.

Masa depan eFootball bergantung pada seberapa baik Konami dapat menyeimbangkan inovasi gameplay, lisensi, dan stabilitas teknis. Jika mereka berhasil, eFootball berpotensi menjadi platform sepakbola digital yang revolusioner, melampaui format game tradisional. (mfrll)