BACOTANBOLA - Dalam sepakbola modern, istilah Gegenpressing telah menjadi simbol agresivitas, energi, dan efektivitas. Dipopulerkan oleh Jürgen Klopp, taktik ini mengubah cara permainan bertahan dan menyerang secara dramatis. Bukan hanya sekadar strategi, Gegenpressing adalah filosofi yang menggambarkan sepakbola sebagai perang kolektif yang dinamis.

Apa itu Gegenpressing?

Secara harfiah, Gegenpressing berarti "counter-pressing" dalam bahasa Jerman. Taktik ini mengacu pada strategi di mana tim segera menekan lawan setelah kehilangan bola, dengan tujuan merebut kembali penguasaan secepat mungkin.

Prinsip utama Gegenpressing:

 1. Tekanan Cepat dan Kolektif: Semua pemain langsung menutup ruang gerak lawan, memaksa mereka melakukan kesalahan.

 2. Area Tinggi: Tekanan sering dilakukan di area pertahanan lawan untuk menciptakan peluang dari posisi yang berbahaya.

 3. Transisi Cepat: Setelah merebut bola, serangan dilakukan dengan intensitas tinggi untuk memanfaatkan lawan yang belum siap bertahan.

Sejarah Singkat Gegenpressing

Meskipun Gegenpressing populer berkat Klopp, akar taktik ini dapat ditelusuri ke masa lalu:

 1. Total Football (1970-an): Johan Cruyff dan Rinus Michels menciptakan dasar untuk pressing kolektif melalui filosofi Total Football.

 2. Arrigo Sacchi (1980-an): Pelatih AC Milan ini memperkenalkan pressing zonal yang terorganisir, memberikan dasar bagi transisi cepat.

 3. Ralf Rangnick (1990-an): Rangnick adalah salah satu pelatih Jerman pertama yang mempopulerkan Gegenpressing sebelum Klopp menyempurnakannya.

Namun, Klopp-lah yang mengintegrasikan Gegenpressing sebagai inti filosofi sepakbolanya, terutama di Borussia Dortmund dan Liverpool.

Keunggulan Gegenpressing

 1. Serangan Kilat dari Transisi

Gegenpressing mengandalkan chaos setelah kehilangan bola. Dalam situasi seperti ini, lawan biasanya kehilangan organisasi, membuka peluang untuk serangan kilat yang mematikan.

 2. Mencegah Serangan Lawan

Dengan menekan segera setelah kehilangan bola, Gegenpressing mencegah lawan melakukan serangan balik. Ini adalah bentuk pertahanan terbaik melalui serangan.

 3. Menguras Fisik Lawan

Intensitas tinggi pressing membuat lawan lelah lebih cepat, terutama ketika mereka harus bermain di bawah tekanan terus-menerus.

Implementasi Gegenpressing di Liverpool

Jürgen Klopp membawa Gegenpressing ke level tertinggi saat melatih Liverpool. Berikut elemen kunci taktik ini:

 1. Formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1

Formasi ini dirancang untuk menciptakan superioritas di tengah lapangan, dengan pemain sayap dan striker yang agresif dalam melakukan pressing.

 2. Full-Back yang Menyerang

Andrew Robertson dan Trent Alexander-Arnold bukan hanya bek, tetapi juga pemain kreatif yang aktif menekan dan mendukung serangan.

 3. Trio Penyerang yang Haus Bola

Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Mohamed Salah adalah contoh sempurna penyerang yang mampu menekan lawan dengan intensitas tinggi sekaligus memanfaatkan peluang dari pressing tersebut.

 4. Zona Tekanan

Liverpool sering melakukan pressing di zona tinggi (final third) lawan, memaksa bek lawan melakukan kesalahan.

Kelemahan Gegenpressing

Meskipun efektif, Gegenpressing memiliki risiko:

 1. Kelelahan Pemain

Intensitas tinggi pressing membutuhkan stamina luar biasa. Tim yang gagal menjaga fisik pemain akan rentan menurun performanya di akhir musim.

 2. Eksposur di Belakang

Jika pressing gagal, ruang besar terbuka di lini belakang yang bisa dieksploitasi oleh lawan dengan serangan balik cepat.

 3. Keterampilan Individu Lawan

Tim dengan pemain berteknik tinggi dan visi permainan bagus mampu keluar dari tekanan dan menghukum kelemahan pressing.

Pengaruh Gegenpressing di Sepakbola Modern

Banyak pelatih modern terinspirasi oleh Gegenpressing Klopp. Nama-nama seperti Thomas Tuchel, Julian Nagelsmann, dan Pep Guardiola mengadaptasi elemen Gegenpressing ke dalam filosofi mereka. Bahkan, tim nasional Jerman di Piala Dunia 2014 menggabungkan prinsip Gegenpressing untuk meraih kejayaan.

Filosofi yang Mengubah Wajah Sepakbola


Gegenpressing bukan hanya taktik, tetapi filosofi sepakbola yang menyerang dengan cara bertahan. Keindahannya terletak pada intensitas, kerja sama tim, dan kemampuan mengubah chaos menjadi peluang emas. Jürgen Klopp telah membuktikan bahwa dengan Gegenpressing, sepakbola bisa dimainkan dengan keberanian dan keindahan yang sama besar.

Sebagaimana Klopp pernah berkata:

"Sepakbola adalah tentang emosi, dan Gegenpressing adalah cara tercepat untuk menciptakan emosi itu."

Dengan Gegenpressing, Klopp tidak hanya memenangkan pertandingan tetapi juga hati para penggemar sepakbola di seluruh dunia. (mfrll)