BACOTANBOLA - Dalam dunia sepakbola yang sering kali dipenuhi persaingan sengit, cerita kemanusiaan seperti hubungan Jermain Defoe dan Bradley Lowery menjadi pengingat bahwa permainan ini jauh lebih dari sekadar olahraga. Di balik sorak-sorai stadion, ada kisah penuh kasih sayang yang menggugah hati jutaan orang di seluruh dunia.

Awal Sebuah Pertemuan


Bradley Lowery adalah seorang anak kecil dari Blackhall Colliery, Inggris, yang sejak usia dini didiagnosis menderita neuroblastoma, jenis kanker langka yang sangat agresif. Meski harus menjalani perawatan medis yang melelahkan, semangat Bradley untuk hidup dan cintanya pada sepakbola, khususnya Sunderland AFC, tidak pernah pudar.

Sementara itu, Jermain Defoe, seorang striker berpengalaman di Premier League, sedang menjalani masa keduanya bersama Sunderland pada 2016. Ketika Bradley diundang sebagai maskot tim dalam salah satu pertandingan Sunderland, pertemuan singkat itu menjadi awal dari ikatan mendalam yang tidak hanya menyentuh hati Defoe, tetapi juga dunia sepakbola.

Persahabatan di Tengah Kesedihan


Setelah pertemuan itu, Defoe menjadi lebih dari sekadar pemain idola bagi Bradley; ia menjadi seorang sahabat sejati. Defoe sering mengunjungi Bradley di rumah sakit, menghabiskan waktu bersamanya, dan bahkan tertidur di sampingnya di tempat tidur rumah sakit. Hubungan ini bukan sekadar aksi untuk kamera atau sorotan media, tetapi hubungan yang tulus dan penuh cinta.

Ketika Bradley muncul bersama Defoe di berbagai acara, termasuk upacara penghargaan dan pertandingan tim nasional Inggris, senyumnya selalu menjadi pengingat bahwa kebahagiaan bisa ditemukan bahkan di tengah perjuangan terberat.

Dunia yang Terinspirasi

Kisah ini dengan cepat menarik perhatian dunia. Bradley menjadi simbol perjuangan melawan kanker, sementara Defoe menunjukkan sisi manusiawi yang jarang terlihat di balik kehidupan glamor seorang pesepakbola profesional. Dukungan mengalir dari seluruh dunia sepakbola, dengan berbagai klub dan pemain turut membantu keluarga Bradley menggalang dana untuk pengobatannya.

Namun, meski mendapat dukungan besar, kondisi Bradley semakin memburuk. Pada 7 Juli 2017, di usia enam tahun, Bradley Lowery menghembuskan napas terakhirnya.

Warisan Persahabatan Mereka

Kepergian Bradley meninggalkan duka mendalam, terutama bagi Defoe. Dalam pidato yang emosional, Defoe mengungkapkan bahwa Bradley telah mengubah hidupnya selamanya. Kisah mereka menjadi simbol cinta, harapan, dan kemanusiaan di dunia yang sering kali terfokus pada hal-hal material.

Hingga hari ini, Jermain Defoe terus mengenang Bradley dengan mendirikan yayasan amal untuk membantu anak-anak lain yang menghadapi penyakit serupa. Yayasan ini tidak hanya menjadi penghormatan bagi Bradley, tetapi juga cara bagi Defoe untuk melanjutkan warisan persahabatan mereka.

Lebih dari Sekadar Sepakbola

Kisah Jermain Defoe dan Bradley Lowery adalah bukti bahwa sepakbola adalah tentang lebih dari sekadar skor atau trofi. Di tengah gemerlap dunia olahraga, ada cerita yang menyentuh inti kemanusiaan, mengingatkan kita bahwa kekuatan sejati terletak pada hubungan yang kita jalin dan cinta yang kita bagikan.

Bradley mungkin telah pergi, tetapi senyumnya dan ikatan yang ia miliki dengan Defoe akan selamanya menjadi cahaya yang menerangi dunia sepakbola dan menginspirasi banyak orang untuk menunjukkan kebaikan, kasih sayang, dan solidaritas di mana pun mereka berada. (mfrll)